Teori Vygotsky
“Learning is more than the acquisition of the ability to think; it
is the acquisition of many specialised abilities for thinking about a variety
of things.” – Lev Vygotsky, Mind in Society, 1978
Lev Semyonovich
Vygotsky dikenal sebagai a sosialcultural constructivist asal Rusia. Ia
dilahirkan di salah satu kota Tsarist, Russia, tepatnya pada pada 17 November 1896,
dan berkuturunan Yahudi. Vygotsky Berpendapat bahwa pengetahuan tidak
diperoleh dengan cara dialihkan dari orang lain, melainkan merupakan sesuatu
yang dibangun dan diciptakan oleh anak.
Vygotsky merupakan satu di antara tokoh konstruktivis.
Konstruktivisme adalah argumen bahwa pengetahuan merupakan konstruksi dari
seseorang yang mengenal sesuatu. Seseorang yang belajar dipahami sebagai
seseorang yang membentuk pengertian/pengetahuan secara aktif dan terus-menerus.
Sumbangan penting teori Vygotsky adalah penekanan pada
hakekatnya pembelajaran sosiokultural. Inti teori Vygotsky adalah menekankan
interaksi antara aspek “internal” dan “eksternal” dari pembelajaran dan
penekanannya pada lingkungan sosial pembelajaran. Menurut teori Vygotsky,
fungsi kognitif berasal dari interaksi sosial masing-masing individu dalam
konsep budaya. Vygotsky juga yakin bahwa pembelajaran terjadi saat siswa
bekerja menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas- tugas itu
berada dalam “zone of proximal development” mereka. Zone of proximal
development adalah jarak antara tingkat perkembangan sesungguhnya yang
ditunjukkan dalam kemampuan pemecahan masalah secara mandiri dan tingkat
kemampuan perkembangan potensial yang ditunjukkan dalam kemampuan pemecahan
masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu.
Teori Vygotsky yang lain adalah “scaffolding“. Scaffolding
adalah memberikan kepada seorang anak sejumlah besar bantuan selama tahap-tahap
awal pembelajaran dan kemudian mengurangi bantuan tersebut serta memberikan
kesempatan kepada anak untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar
segera setelah ia mampu mengerjakan sendiri. Bantuan yang diberikan guru dapat
berupa petunjuk, peringatan, dorongan, serta menguraikan masalah ke dalam
bentuk lain yang memungkinkan siswa dapat mandiri.
Vygotsky menjabarkan implikasi utama teori
pembelajarannya. Pertama, menghendaki setting kelas kooperatif, sehingga
siswa dapat saling berinteraksi dan saling memunculkan strategi-strategi
pemecahan masalah yang efektif dalam masing-masing zone of proximal
development mereka. Kedua, pendekatan Vygotsky dalam pembelajaran
menekankan scaffolding. Jadi teori belajar Vygotsky adalah salah satu
teori belajar sosial sehingga sangat sesuai dengan model pembelajaran
kooperatif karena dalam model pembelajaran kooperatif terjadi interaktif sosial
yaitu interaksi antara siswa dengan siswa dan antara siswa dengan guru dalam
usaha menemukan konsep-konsep dan pemecahan masalah
Vygotsky banyak menekankan peranan orang dewasa dan
anak-anak lain dalam memudahkan perkembangan si anak. Menurut Vygotsky,
anak-anak lahir dengan fungsi mental yang relatif dasar seperti kemampuan untuk
memahami dunia luar dan memusatkan perhatian. Namun, anak-anak tak banyak
memiliki fungsi mental yang lebih tinggi seperti ingatan, berpikir dan
menyelesaikan masalah. Fungsi-fungsi mental yang lebih tinggi ini dianggap
sebagai ”alat kebudayaan” tempat individu hidup dan alat-alat itu berasal
dari budaya. Alat-alat itu diwariskan pada anak-anak oleh anggota-anggota
kebudayaan yang lebih tua selama pengalaman pembelajaran yang dipandu.
Pengalaman dengan orang lain secara berangsur menjadi semakin mendalam dan
membentuk gambaran batin anak tentang dunia. Karena itulah berpikir setiap anak
dengan cara yang sama dengan anggota lain dalam kebudayaannya.
Vygotsky menekankan baik level konteks sosial yang
bersifat institusional maupun level konteks sosial yang bersifat interpersonal.
Pada level institusional, sejarah kebudayaan menyediakan organisasi dan
alat-alat yang berguna bagi aktivitas kognitif melalui institusi seperti
sekolah, penemuan seperti komputer dan mengenal huruf. Interaksi institusional
memberi kepada anak suatu norma-norma perilaku dan sosial yang luas untuk
membimbing hidupnya. Level interpersonal memiliki suatu pengaruh yang lebih
langsung pada keberfungsian mental anak. Menurut Vygotsky,
keterampilan-keterampilan dalam keberfungsian mental berkembang melalui
interaksi sosial langsung. Informasi tentang alat-alat,
keterampilan-keterampilan dan hubungan-hubungan interpersonal kognitif
dipancarkan melalui interaksi langsung dengan manusia. Melalui pengorganisasian
pengalaman-pengalaman interaksi sosial yang berada di dalam suatu latar belakang
kebudayaan ini, perkembangan mental anak-anak menjadi matang.
Aliran psikologi yang dipegang oleh Vygotsky lebih
mengacu pada kontruktivisme karena ia lebih menekankan pada hakikat
pembelajaran sosiokultural. Dalam analisisnya, perkembangan kognitif seseorang
disamping ditentukan oleh individu sendiri secara aktif, juga ditentukan oleh
lingkungan sosial secara aktif. Oleh karenanya, konsep
teori perkembangan kognitif Vygotsky berkutat pada tiga hal:
1. Hukum Genetik tentang
Perkembangan (Genetic Law of Development)
Setiap kemampuan seseorang akan tumbuh dan berkembang
melewati dua aturan, yaitu tataran sosial lingkungannya dan tataran psikologis
yang ada pada dirinya.
2. Zona Perkembangan Proksimal (Zone
of Proximal Development)
Meskipun pada akhirnya anak-anak akan mempelajari
sendiri beberapa konsep melalui pengalaman sehari-hari, Vygotsky percaya bahwa
anak akan jauh lebih berkembang jika berinteraksi dengan orang lain. Anak-anak
tidak akan pernah mengembangkan pemikiran operasional formal tanpa bantuan
orang lain. Vygotsky membedakan antara actual development dan potential
development pada anak. Actual development ditentukan apakah seorang
anak dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang dewasa atau guru. Sedangkan
potensial development membedakan apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu,
memecahkan masalah di bawah petunjuk orang dewasa atau kerjasama dengan teman sebaya.
Menurut teori Vygotsky, Zona Perkembangan Proksimal
merupakan celah antara actual development dan potensial development,
di mana antara apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang
dewasa dan apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu dengan arahan orang
dewasa atau kerjasama dengan teman sebaya.
Maksud dari ZPD adalah menitikberatkan pada interaksi
sosial dapat memudahkan perkembangan anak. Ketika siswa mengerjakan pekerjaanya
di sekolah sendiri, perkembangan mereka kemungkinan akan berjalan lambat. Untuk
memaksimalkan perkembangan, siswa seharusnya bekerja dengan teman yang lebih
terampil yang dapat memimpin secara sistematis dalam memecahkan masalah yang
lebih kompleks. Melalui perubahan yang berturut-turut dalam berbicara dan
bersikap, siswa mendiskusikan pengertian barunya dengan temannya kemudian
mencocokkan dan mendalami kemudian menggunakannya. Sebuah konsekuensi pada
proses ini adalah bahwa siswa belajar untuk pengaturan sendiri (self-regulation).
3. Mediasi
Mediator yang diperankan lewat tanda maupun lambang
adalah kunci utama memahami proses-proses sosial dan psikologis. Makanya, jika
dikaji lebih mendalam teori perkembangan kognitif Vygotsky akan ditemukan dua
jenis mediasi, yaitu metakognitif dan mediasi kognitif. Media metakognitif
adalah penggunaan alat-alat semiotic yang bertujuan untuk melakukan self regulation (pengaturan
diri) yang mencakup self planning, self monitoring, self checking, dan
self evaluation. Media ini berkembang dalam komunikasi antar pribadi.
Sedangkan media kognitif adalah penggunaan alat-alat kognitif untuk memecahkan
masalah yang berhubungan dengan pengetahuan tertentu. Sehingga media ini dapat
berhubungan dengan konsep spontan (yang mungkin salah) dan konsep ilmiah (yang lebih terjamin
kebenarannya).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar